Monday, February 12, 2018

Cikarang Utama

Pagi ini saya harus menjalani kerjaan (lagi) yang namanya "Dinas". Dinas luar kota. Kali ini lebih jauh, ke Negeri Planet antah berantah katanya. Bekasi. Begitu mendengar Bekasi hal-hal yang terpikirkan oleh saya adalah Jakarta. Entahlah. Mungkin perjalanan ke Bekasi sama dengan ke Jakarta walaupun Bekasi dibilang Negeri Planet antah berantah. Lalu apakah saya bersemangat untuk perjalanan kali ini? Ngga, sama saja. Males. 

Saya adalah orang yang males dan menghindari banget sama yang namanya Baper. Makanya sampe sekarang belum nonton Film Dilan 1990 karna takut Baper, termehek-mehek. Daripada terjadi lebih baik menghindar. Termasuk urusan Jakarta yang banyak kenangan walaupun saya ga suka jadi orang Jakarta tapi kota ini meninggalkan cerita. Akhirnya, seberapa kuat saya menahannya, akhirnya ya pecah juga. Setelah melewati Cikarang Utama. Saya pikir saya akan biasa saja. Ternyata tidak.


***


Hari sudah mulai siang tapi jalanan menuju Bekasi tampak semakin padat dan mulai melambat karena kemacetan yang ga ada habis-habisnya, mobil besar dan kecil perlahan berebutan memasuki jalan tol menuju Jakarta dari Cikarang Utama, sementara pikiran saya secepat kilat pergi ke masa lalu. 

Sebuah pintu Cikarang Utama mampu membuat hati saya berdesir setiap saya melewatinya. Kenangan masa lalu serasa melekat disitu. Gimana tidak, dia saksi mata perjuangan saya menjadi seorang LDR yang mengarungi setiap senin dan jumat untuk pergi dan pulang Bandung Jakarta. Kondisinya kini tak sama lagi, jalannya semakin menyempit. Pantas saja semakin macet. Banyak pembangunan jalan disepanjang jalan menuju jakarta. Ah Jakarta apakabar? Masihkah sama? Atau seperti jalanan ini? Berubah. 

Masih 30 km menuju Jakarta tapi pikiran saya sudah melesat duluan kesana. Terpikirkan perjalanan hidup kenapa saya harus melewati hampir 4 tahun di kota itu, ternyata Tuhan punya rencana Nya sendiri, selain memberikan pengalaman baru, ujian, pelajaran hidup serta jalan saya untuk lebih dewasa dan lain sebagainya, yang saya tau saat ini adalah tanpa melewati 4 tahun itu gak mungkin saya bisa merasakan perasaan ini. 

Rindu. Rindu Jakarta. Ya cuma rindu. Sekedar rindu. 

Sayang kali ini tujuan bis yang saya tumpangi adalah Bekasi, sebuah Negeri Planet antah berantah. Jakarta hanya cukup bisa dikenang. Mari kembali ke Realita. Acara pembukaan menanti. 

No comments:

Post a Comment