Monday, July 23, 2018

Shokyuu Intensive Class Batch 2: Task 1


Sebelum ke cerita soal task 1 Shokyuu Intensive Class Batch 2 ini saya mau cerita dulu nih kalau sekarang dan selama 3 bulan kedepan saya sedang mengikuti Shokyuu Intensive Class Batch 2 yang diadakan oleh Komunikas Konmari Indonesia. Hehehe Pengumuman banget yaa. Yang belum paham pasti bingung apaan sih Shokyuu Class? Shokyuu Class sebenernya kelas untuk mempelajari konsep, filosofi, metode KonMari dan cara berbenah yang benar tapi masih  level elementary gitu karna kan yaa kita mah kan pemula yes. Kelasnya dilakukan secara online, jadi tugas dan diskusinya pun melalui online whatsapp, media sosial.  Nah Konmari itu apa? Konmari itu sebenernya sih like a label gitu deh, soalnya pencetus metode ini adalah Mba Marie Kondo (jiah mbaa) yang berasal dari Jepang. Si Mba Marie Kondo ini emang punya hobi bebenah dari kecil, dan berhasil menerapkan konsep bebenah yang konsisten melalui perubahan mindset. 

***

Ceritanya bermula dari kepanikan saya menghadapi “obesistuff” akan barang barang dirumah, terutama pakaian. Yang saya bingung harus ditempatkan dimana? Sudah saya sortir lalu saya hibahkan tapi tetap saja baju baju saya masih menumpuk dan ga muat dilemari. Sampai akhirnya saya mulai mencari tau soal declutter dan tentang downsizing wardrobe.

Alam Semesta sepertinya mendukung saya, dengan mempertemukan Konmari Method kepada saya. Mulai dari bukunya sampai saya bergabung dalam kelas Shokyuu yang diselenggarakan oleh Komunitas Konmari Indonesia.


Dan karna keinginan saya untuk sembuh dari “Obesistuff” tersebut dan pengen hidup lebih minimalis, akhirnya saya mulai mempelajari How to Tidying Up dengan Konmari Method. Dulu saya kira rapih-rapih atau bebenah itu bakat ternyata setelah saya tau mengenai Konmari baru deh saya tau kalau ilmu itu bisa dipelajari. 

Setelah beli bukunya, yang ga tanggung-tanggung bukunya aja beli sekali 2 dan belum tamat dua duanya.. hehehe. Saya kira masalah saya akan selesai setelah saya membeli dan membaca bukunya. Tapi ternyata baca bukunya ga gampang juga ya, penuh tantangan bo, setiap lembarnya menohok banget hahaha. Dan isi bukunya menantang banget buat pengen cepet-cepet praktek tapi karena "keburu-buruan"saya itu malah ternyata saya nemu hambatan buat bener-bener praktekinnya.

Kenapa? Ternyata praktek emang lebih sulit daripada teori. Padahal udah jelas banget dijelasin di lembar lembar pertama buku Konmari ini, kalau sebenernya Marie Kondo bukan saja ingin mengajarkan metode bebenah tapi juga mengubah pola pikir dan persepsi kita soal “bebenah”. Bukan hanya ngajarin step by step how to berbenah tapi mengubah dari akar permasalahannya. Pola Pikir kita. Merubah Mindset.

Proses berjalannya waktu saya masih learning by doing, karna buat jadi “selalu” rapih itu ga segampang beli bukunya konmari. Baca bukunya berulang-ulang (dilembar-lembar awal aja ya karna belum tamat bo!) mindset saya ko rasanya ga berubah-rubah. Mungkin saya keras kepala. Wkwkwkwk.

And then akhirnya nemu Akun komunitas Konmari Indonesia di Instagram dan kebetulan lagi buka kelas shokyuu class batch 2. Tanpa mikir dua kali saya sih langsung daftar walaupun waktu itu belum ngerti apaan shokyuu itu yang kepikiran sih cuma kelas bebenah aja. Yaudah deh ikutan pokoknya, langsung capcus daftar dengan harapan tentunya dengan mengikuti kelas saya akan lebih termotivasi untuk jadi orang yang lebih rapih, ga sekedar belajar teori aja, pastinya dipraktekin juga, dan saya ingin kebiasaan bebenah menjadi kebiasaan yang mengasyikkan dan terus menerus bukan cuma saat belajar atau saat baca bukunya saja. Dan yang paling utama merubah akarnya. Mindsetnya. 

Karna saya percaya proses, dan saya yakin ikut kelas shokyuu ini adalah salah satu proses menuju pribadi yang lebih baik lagi. Ya gak? Insyaallah ya. Usaha kan ga akan mengecewakan hasil katanya. Semoga aja kedepannya saya jadi seperti Mba Marie Kondo yang rapih. Aamiin.

Ok back to the topic ya, yang namanya kelas kan yaa, dari jaman dulu sampe sekarang mah ga pernah ya ga ada tugas. Kayanya pamali gitu deh kelas ga ada tugasnya, ga ada latihannya. hahahha. So that what happen nowadays? Setelah 2 minggu ngikutin kelas, Task 1 dari para mentor baik hati akhirnya terbit juga. Sebenernya sih Tasknya ga susah ya, ga kaya dulu disekolah suruh jawab pertanyaan akar, pangkat, kuadrat bahkan integral tapi kenapa ya, beneran deh kayanya berasa sekolah lagi saat dikasih tugas untuk memvisualisasikan gaya hidup ideal yang saya inginkan dan motivasi apa yang mendasari saya untuk berbenah tuh kaya muter otak ngitung hasil perkalian a kuadrat kali b kuadrat hahaha dan sampai detik ini jujur ya masih bingung menjabarkannya secara gamblang, but give me i try yah..

#1
Motivasi.

Mmhh.. Motivisasinya apa sih buk mau bebenah? Kayanya kan kalau bebenah mah udah kewajiban ibuk ibuk. Yaa kaan? Ga perlu ada motivasi spesial segala. Ibuk ibuk mah kudu bebenah biar apaa? Biar apa coba? Jangan dijawab dulu. Simpan jawaban anda yaa. 

Saya kasih clue aja ya, ginii kalau udah denger kata bebenah pasti kan otak kita deteknya apa? ya kata rapih, resik, bersih yaa kaan?. Jadi kenapa pengen bebenah? Yaudah pasti karna mau rapih. Tapi yang rapih gimana dulu nih? Rumah tertata rapih? Sudah pasti. Tapi ada yang lain yang lebih dari soal rumah yang tertata rapih. Yaitu pribadi yang “Rapih”. Yang sederhana tidak berlebihan. Minimalist but live life to the fullest. Be more with less. Karna dengan hidup yang lebih rapih, hidup jadi lebih berarti, waktu yang berharga jadi tak tersia-siakan dengan dihabiskan hanya dengan mencari barang yang kadang lupa diletakkan dimana karna ga rapih. Energi yang dihabiskan lebih banyak karna harus mencari barang-barang yang hilang tadi atau hanya untuk-rapih-rapih barang yang sebenernya juga ga kita perlukan. Ya kaaan? 

Pic credit: pinterest

#2
Visualisasi.

Visualisasi nya bagaimana? Biar apa yang benar-benar saya impikan akan tercapai secara perlahan namun pasti. Ga muluk-muluk tapi konsisten. Assiik.

  • Well, yang pertama adalah saya harus jujur dengan diri sendiri, kalau saya adalah orang yang ga rapih, sembrono, terlalu cuek, konsumtif, laper mata, boros. Mhhh sedih sendiri nih bacanya. Prihatin akan diri sendiri hehehe.
  • Menyingkirkan barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, tidak "Spark Joy" (memincam istilah Mba Marie Kondo) terutama pakaian. Belajar hidup lebih minimalis, dan tidak mempermasalahkan mau pakai apa hari ini tapi lebih kepada hal positif apa yang sudah kita lakukan hari ini?
  • Dikarenakan saya adalah ibu bekerja, saya ingin menghabiskan lebih banyak quality time bersama keluarga terutama anak-anak, duduk bersama disofa, makan bersama. Ngobrol lebih banyak. 
  • Mengurangi peran ART dalam kehidupan sehari-hari bukan saja untuk membuat anak anak lebih mandiri tapi saya juga lebih mandiri dan disiplin dalam mengatur segala sesuatu dirumah.
  • Belajar lebih produktif dan mengurangi konsumtif seperti masak menu-menu sehat setiap hari. Menyediakan bekal untuk suami dan anak anak.
  • Dan masih banyak lagi tapi nanti captionnya kepanjangan, dan semua itu (menurut saya) bisa terealisasi kalau saya sudah menjadi pribadi yang lebih “Rapih”.

Pic credit: pinterest

Kalau rumah idaman seperti apa yang saya inginkan? kalau divisualisasikan ya seperti gambar-gambar diatas deh, punya kamar yang rapih bersih, dapur rapih. Semuanya bisa terwujud kalau saya udah bisa jadi orang yang Rapih, Resik, Bersih dan tertata. 

#3
Realisasi.

Terus kapan realisasinya? Kalau udah baca teori terus kapan prakteknya? Insyaallah bulan Agustus ini saat kami sudah pindah ke hunian baru. Bismillah. Insyaallah dimulai dari Nol, seperti slogan pertamina. Semoga dengan dimulai dari Nol, dari menata barang, menata pola, hidup lebih Spark Joy dan lain-lain kedepannya apa yang saya impiin tercapai ya para pembaca. Aamiin.

Okelah, sekian dulu. Oya Jangan bosen soal sharingan Shokyuu Class ini ya, soalnya 3 bulan kedepan sepertinya bakalan banyak postingan soal ini.

#ShokyuuClass #ShokyuuTask1 #konmariindonesia #komunitaskonmariindonesia  #konmarimethod #menatadirimenatanegeri #ShokyuuClassBatch2 #ShokyuuClassB2G1 #ShokyuuB2G1 #SparkJoy



No comments:

Post a Comment